Impian memiliki sebuah rumah sebagai wujud prestasi hasil kerja selalu menjadi cita-cita setiap orang. Memiliki sebuah properti khususnya rumah seringkali menjadi barometer kesuksesan seseorang selama bekerja. Begitu juga saya setelah 5 tahun bekerja, saya sangat ingin menginvestasikan uang yang sudah dikumpulkan untuk sebuah investasi yang memberikan keuntungan maksimal dalam jangka panjang. Dan properti dalam hal ini adalah rumah menjadi pilihan investasi yang sangat saya impikan. Disamping nilai investasi ini yang selalu bertambah setiap tahunnya, membeli rumah juga menjadi investasi yang mampu menghemat pengeluaran seperti biaya kos yang biaya per bulannya saat ini sudah hampir menyamai cicilan membeli rumah itu sendiri.
Menggunakan jasa Kredit Pemilikan Rumah (KPR) menjadi pilihan saya. Sekedar berbagi pengalaman, beberapa pertimbangan yang mendorong saya untuk menggunakan KPR sebagai media untuk memiliki sebuah rumah pada saat itu antara lain sbb:
- Jumlah tabungan yang sudah mencapai lebih dari 1/3 rata-rata harga rumah di kota tempat saya bekerja
- Saya adalah warga pendatang di lokasi tempat saya bekerja dan tidak memiliki keluarga yang bisa dengan mudah untuk diminta nasehat mengenai jual beli rumah
- Membeli rumah menjadi pengalaman pertama saya bertransaksi finansial dalam jumlah besar
- Keinginan saya untuk benar-benar memiliki jaminan keamanan dalam investasi besar yang akan saya lakukan
- Keinginan untuk mengalokasikan sebagian dana tabungan untuk biaya berkeluarga
Dengan beberapa pertimbangan saya di atas, saya pun bergerilya mencari informasi mengenai bank-bank yang memberikan penawaran terbaik dalam KPR. Saya sudah berkonsultasi dengan pihak kredit seluruh bank BUMN dan beberapa bank swasta. Dan dengan kebutuhan plafon kredit saya pada saat itu, bank BNI menjadi pilihan saya dengan beberapa alasan sbb:
- BNI menyediakan plafond (batas pinjaman minimum) yang sesuai kebutuhan nasabah dimana beberapa bank menyediakan minimum pinjaman adalah Rp. 250 juta untuk KPR. Sedangkan kebutuhan saya pada saat itu adalah + Rp. 200 juta saja. Sebagai alat bantu dalam merencanakan plafond KPR, silahkan klik gambar Simulasi KPR di atas.
- Promo bunga fixed di periode awal pinjaman yang ditawarkan BNI termasuk yang terendah diantara Bank BUMN lainnya dan bunga floating rata-ratanya pun lebih rendah dibandingkan bank BUMN lainnya dan beberapa bank swasta/syariah sekalipun
- BNI mengakomodir pinjaman KPR untuk rumah yang baru akan dibangun setelah terjadi akad KPR. Jadi tidak perlu ada bangunan rumah dulu untuk melakukan KPR.
- BNI menjadi bank BUMN yang sudah menjadi tempat transfer pembayaran gaji saya dari perusahaan sehingga saya yakin bank BNI akan mampu menganalisa kemampuan keuangan saya lebih baik dimana kemampuan keuangan menjadi salah satu tolok ukur diterimanya pengajuan KPR oleh Bank.
Dengan beberapa alasan tersebut, memantapkan langkah saya untuk segera mengirimkan proposal pengajuan KPR BNI ke bank BNI yang khusus menangani KPR. Kesimpulannya, tidak semua cabang bank BNI tersedia unit layanan KPR sehingga kita harus menanyakan terlebih dahulu dari call center BNI 500046 untuk alamat kantor yang melayani KPR tersebut. Dan "pucuk dicita ulam pun tiba" dalam waktu seminggu saja saya sudah mendapatkan jawaban dari BNI bahwa pengajuan KPR saya diterima dan segera dijadwalkan untuk melakukan akad KPR dengan bersama juga developer.
Dengan proses KPR yang berlangsung, BNI hanya membebankan saya biaya KPR sebesar + Rp. 13 juta-an saja untuk plafond KPR saya sebesar Rp. 200 juta untuk periode KPR 10 tahun. Dan biaya KPR ini sudah termasuk biaya KPR (Propisi, Administrasi dan Jasa Appraisal), biaya asuransi (Asuransi Jiwa dan Kebakaran), Biaya Notaris, Pajak Jual-Beli (tergantung kesepakatan antara developer dan pembeli) dan blokir saldo tabungan. Dan selanjutnya segala surat-surat rumah sudah menjadi tanggung jawab bank untuk mengawalnya dan saya hanya perlu mengawal desain pembangunan rumah saja yang dilakukan oleh developer. Dengan KPR BNI, pengurusan kepemilikan rumah saya terasa sangat mudah dengan staf yang cukup kooperatif dan birokrasi yang tidak begitu sulit.
Setelah 3 tahun berjalan, pengurusan pelunasan untuk mendapatkan surat-surat rumah saya pun begitu mudah. Cukup dengan menghubungi bagian KPR tempat saya melakukan akad KPR dan menanyakan sisa saldo dan penalti yang harus dibayarkan sebagai akibat pelunasan yang lebih cepat dari periode yang diakadkan. Proses pengurusan pelunasan ini hanya membutuhkan waktu selama 2 hari saja sampai dengan kelengkapan seluruh surat-surat rumah terkumpul.
Dengan proses KPR yang berlangsung, BNI hanya membebankan saya biaya KPR sebesar + Rp. 13 juta-an saja untuk plafond KPR saya sebesar Rp. 200 juta untuk periode KPR 10 tahun. Dan biaya KPR ini sudah termasuk biaya KPR (Propisi, Administrasi dan Jasa Appraisal), biaya asuransi (Asuransi Jiwa dan Kebakaran), Biaya Notaris, Pajak Jual-Beli (tergantung kesepakatan antara developer dan pembeli) dan blokir saldo tabungan. Dan selanjutnya segala surat-surat rumah sudah menjadi tanggung jawab bank untuk mengawalnya dan saya hanya perlu mengawal desain pembangunan rumah saja yang dilakukan oleh developer. Dengan KPR BNI, pengurusan kepemilikan rumah saya terasa sangat mudah dengan staf yang cukup kooperatif dan birokrasi yang tidak begitu sulit.
Setelah 3 tahun berjalan, pengurusan pelunasan untuk mendapatkan surat-surat rumah saya pun begitu mudah. Cukup dengan menghubungi bagian KPR tempat saya melakukan akad KPR dan menanyakan sisa saldo dan penalti yang harus dibayarkan sebagai akibat pelunasan yang lebih cepat dari periode yang diakadkan. Proses pengurusan pelunasan ini hanya membutuhkan waktu selama 2 hari saja sampai dengan kelengkapan seluruh surat-surat rumah terkumpul.
"Dengan kemudahan birokrasi dan transparansi, proses KPR saya dengan BNI menjadi nyata"
Begitulah cerita singkat pengalaman KPR saya dengan BNI. Quote di atas yang mungkin bisa saya sampaikan kepada BNI yang sudah berjasa dalam proses kepemilikan rumah saya. Terimakasih BNI atas pelayanan KPR yang diberikan! Selamat ulang tahun ke-70 semoga kemudahan dan transparansi yang saya alami selama ini tetap terjaga dengan baik.
Rumah idaman hasil KPR bersama BNI |
Comments
1) Pilih bank tempat kita biasanya menabung sebaiknya pilih bank BUMN (BNI, Bank Mandiri, BRI dll) krn biasanya bank ini lebih tau kemampuan keuangan kita dan juga lebih bersahabat dlm melayani nasabahnya.
2) Selain slip gaji bulanan, lampirkan juga laporan pajak penghasilan tahunan krn setiap perusahaan ada yg menggaji karyawan bisa 13, 15, 24x gaji dlm setahun sdh termasuk bonus. Kalau hanya berbekal slip gaji bulanan, kemampuan kita hanya dihitung 12x gaji saja dlm setahun.
3) Lengkapi persyaratan2 pengajuan KPR dari Bank.
Smoga sukses ya... :-)
saya cek ke temen-temen kantor juga katanya tdk ada survey telp ke kantor menanyakan data2 saya
kalo pengalaman bapak kmrn antara pengajuan sampe telp survey dkk brp hari ya ?
semoga bisa acc dan lancar spt bapak ;)
1. Bila ingin melakukan pembayaran extra (setelah masa fix rate)untuk mengurangi masa KPR, kita dikenakan biaya admin sebesar 2,5% dari sisa hutang. Bayangkan bila kita punya KPR Rp.400jt, mau extra payment Rp.20jt, maka akan ditambah dengan biaya admin sebesar Rp.10jt (Rp.400jt x 2,5%). ini saya protes dan negosiasi dengan pihak BNI yang diantaranya menurunkan biaya admin menjadi 1,25%. Saya tetap keberatan sampai akhirnya disetujui kalau extra payment 50Jt keatas, adminnya Rp. 500rb, kalau Rp.50jt kebawah, adminnya Rp.250rb.Ini saya setujui karena memang umum seperti itu walau ada Bank yang tanpa biaya admin sama sekali untuk extra payment,
2. Keputusan biaya admin extra payment tsb. tidak mengikat untuk selanjutnya. Saya harus mengulang kembali perjuangan saya setiap ingin melakukan extra payment untuk mendapatkan biaya admin Rp.500rb atau Rp.250rb.
3. Extra payment dibatasi hanya dapat dilakukan dengan menyisakan 50% dari nilai KPR yang diberikan. Jadi setelah sisa hutang kurang dari 50%, kita harus menyelesaikan angsuran sesuai waktunya yang tersisa.
4. Suku Bunga floating 13,5% sangat tinggi dibandingkan suku bunga floating pemberi KPR dalam waktu yang sama. Saya sudah check ke saudara yang punya KPR dari salah satu bank BUMN dan bank swasta. Saya mencoba mengajukan peninjauan bunga, hanya diluluskan/diturunkan menjadi 13%.Karena masih lebih tinggi dari bank lain yang saya ketahui dari saudara, saya mengajukan peninjauan kembali, tapi tidak disetujui.
4. Pelunasan yang dapan dilakukan setelah sisa hutang kurang dari 50% adalah pelunasa seluruhnya.. itu pilihan dari KPR bank BNI.
Demikian pengalaman saya. Semoga menjadi pertimbangan bagi yang ingin melakukan KPR dimana pun untuk lebih berhati-hati.
Dulu saat saya masih cari bank untuk KPR memang sudah dapat referensi kalo KPR di bank manapun sebaiknya tidak melakukan extra payment karena memang akan merugikan. Yg disarankan saat itu adalah membayar lunas sekalian jadi klo punya dana lebih sebaiknya dana tersebut disimpan dulu dalam bentuk investasi misalnya deposito nanti kalo sudah cukup untuk bayar sisa angsuran KPR langsung dilunasin sekalian.
Terkait suku bunga floating yang saya tau infonya bisa nego dengan pihak Bank dg melampirkan suku bunga Bank Indonesia yang terbaru. Hanya rata-rata bank KPR selalu mengambil nilai rata-rata di kisaran 10%-14%. Kurang dari itu alhamdulillah lebih dari itu rentenir namanya.. hehe :D
ini saya mau melakukan pembayaran ekstra, pertanyaan saya jika ingin pembayaran ekstra apakah harus datang ke tempat Bank waktu akad atau boleh ke BNI cabang lain ?
lalu langkah langkah apa saja yang harus di lakukan setelah sampai di bank ?
Post a Comment
Komentar anda adalah semangat saya untuk terus menulis.